Muntaber dan kolera merupakan suatu
jenis infeksi pada sistem pencernaan, terutama pada usus dan lambung. Penyakit
ini biasa dikenal flu perut atau gastroenteritis. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri parasit atau infeksi virus yang menyebar melalui makanan dan minuman
yang telah terkontaminasi. Gejala muntaber ditandai dengan muntah, diare dan
bahkan demam yang disertai dengan dehidrasi.
Penyakit Muntaber atau Vibrio
Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan di mana seseorang menderita
muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian itu dapat
berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. Terjadi perubahan bentuk
dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang juga
mengandung darah atau lendir. Lazimnya, penyakit muntaber memang menyerang
anak-anak, terutama pada usia dua hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular
karena daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa.
Ada beragam gangguan
pencernaan yang perlu kita ketahui supaya kita lebih waspada dan bisa melakukan
usaha-usaha pencegahan. Salah satu gangguan pada pencernaan yang cukup
berbahaya jika dibiarkan berlanjut adalah muntaber. Muntaber merupakan gangguan
pencernaan yang menyebabkan seseorang mengalami muntah dan berak secara
bersamaan atau terpisah. Jika gangguan pencernaan yang satu ini tidak segera
diatasi maka bisa dengan cepat membawa seseorang pada kondisi yang membahayakan
jiwanya.
Apa Penyebabnya?
Muntaber bisa disebabkan oleh kuman,
bakteri, atau virus. Muntaber juga dapat disebabkan oleh adanya infeksi saluran
nafas atau radang tenggorokan, infeksi saluran kemih (kencing) dan penyakit
tifus. Akan tetapi, yang paling sering menyebabkan muntaber adalah bakteri
Eschericia coli (E.coli) yang menyerang usus. Biasanya muntaber terjadi karena
seseorang mengkonsumsi makanan yang sudah tercemar dengan bakteri E.coli dan
saat itu daya tahan tubuhnya sedang turun (tidak fit).
Bagaimana Gejalanya?
Bakteri yang masuk ke dalam saluran cerna lewat
makanan yang telah tercemar akan menimbulkan radang pada saluran cerna sehingga
muncul gejala seperti sakit perut, kembung, mual dan muntah-muntah. Muntaber
juga dapat disertai dengan gejala demam tinggi (mencapai 38°C atau lebih),
kepala pusing, tidak nafsu makan, lemas, dan elastisitas kulit menurun.
Beberapa anak bahkan mengalami halusinasi jika sudah mencapai taraf kekurangan
cairan elektrolit dalam tubuh.
Mengapa
Kita Perlu Mewaspadai Muntaber?
Bahaya
utama dari penyakit muntaber adalah kehilangan cairan yang terlalu cepat,
terutama pada anak-anak. Kehilangan cairan yeng berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan) dan bisa berakibat fatal jika tidak
segera diatasi. Muntaber ini jauh lebih berbahaya dibanding jika seseorang
hanya menderita diare (mencret) saja atau muntah saja. Apalagi jika muntah dan
berak yang dialami lebih dari empat kali dalam sehari dan disertai dengan demam
tinggi. Jika tidak segera ditangani, penderita muntaber dapat mengalami syok
bahkan kematian.
Bagaimana
Mengenali Tanda Dehidrasi?
Ada
3 jenis dehidrasi yang perlu kita ketahui supaya kita tahu sampai sejauh mana
tingkat keparahan akibat kekurangan cairan dan supaya cepat mendapat
penanganan. Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai dengan kriteria
berikut ini :
- Tidak dehidrasi : keadaan umum baik (masih bisa beraktifitas biasa), rasa hausnya masih normal, air kencing normal, ada air mata, mata tidak cekung, mulut/lidah basah, nafas normal, jika kulit dicubit akan kembali dengan cepat, denyut nadi normal, ubun-ubun normal/tidak cekung (pada anak).
- Dehidrasi tidak berat : tampak sakit, mengantuk, lesu, gelisah, rasa hausnya berlebih, air kencing sedikit gelap (keruh), air mata kurang, mata cekung, mulut/lidah kering, nafas agak cepat, jika kulit dicubit akan kembali dengan lambat, denyut nadi agak cepat, ubun-ubun cekung (pada anak).
- Dehidrasi berat : sangat mengantuk, tidak sadar, lemah, tidak dapat minum, tidak ada air kencing dalam waktu 6 jam, air mata tidak keluar, mata kering dan sangat cekung, mulut/lidah sangat kering, nafas cepat dan dalam, jika kulit dicubit akan kembali dengan sangat lambat (lebih dari dua detik), denyut nadi sangat cepat, lemah, dan tidak teraba, ubun-ubun sangat cekung (pada anak).
Bagaimana
Cara Mengatasi Dehidrasi?
Usaha
pertama untuk menolong penderita adalah dengan memberinya sebanyak mungkin
cairan, sebelum dibawa berobat ke dokter atau Rumah Sakit. Selama penderita
masih sadar dan dapat minum, berikanlah cairan melalui mulutnya. Selain air,
perlu pula dikembalikan garam-garam mineral yang ikut hilang. Untuk itu,
penderita sebaiknya juga diberi larutan oralit. Disamping pemberian oralit,
makanan dan minuman lain (cairan rumah tangga) harus tetap diberikan. Jika yang
terkena muntaber adalah bayi yang masih menyusu ibunya maka ASI (Air Susu Ibu)
terus diberikan. Segera bawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat jika sudah
muncul tanda-tanda dehidrasi.
Bagaimana
Cara Memberikan Oralit?
- Pilihlah oralit yang sudah dikemas dalam bungkus (sachet) yang dijual di apotik atau toko obat karena selain praktis, komposisinya sudah tepat dibanding jika Anda membuat sendiri larutan air garam dicampur gula.
- Baca aturan pakai dan ikuti instruksi yang tertulis dalam kemasan supaya tidak terjadi kesalahan dalam mencampur serbuk oralit dengan air sehingga jumlahnya berlebihan atau justru kurang.
- Konsultasikan dengan tenaga kesehatan jika Anda ragu-ragu dalam memberikan oralit.
- Oralit diberikan sedikit-sedikit tapi sering supaya tidak semakin merangsang terjadinya muntah.
- Jika Anda hendak memberikan oralit pada anak-anak sebaiknya menggunakan sendok dan jangan dengan botol.
- Jika terjadi muntah saat pemberian oralit, tunggu dulu 10 menit kemudian lanjutkan pemberian oralit perlahan-lahan.
Bagaimana
Cara Mencegah Muntaber?
Ada
banyak cara untuk mencegah muntaber, antara lain:
- Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan dalam jumlah yang cukup
- Penggunaan air bersih untuk minum
- Mencuci tangan sesudah buang air besar dan sebelum makan
- Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada tempatnya
- Menjaga kebersihan jamban keluarga
- Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar mandi, WC dan dapur
- Menjaga kebersihan peralatan makan
- Mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan sebelum dimasak
- Memisahkan perangkat anggota keluarga yang terkena muntaber supaya tidak menular pada yang lain
- Jika Anda mempunyai bayi maka berikan ASI eksklusif sampai dengan 6 bulan dan melanjutkan pemberian ASI sampai 2 tahun pertama kehidupan serta sebisa mungkin menghindari penggunaan susu botol.
Muntaber merupakan salah satu penyakit yang perlu kita
waspadai karena disamping bisa menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan) dengan
cepat juga bisa sampai menimbulkan syok dan bahkan kematian jika tidak segera
diatasi. Bersikaplah tenang ketika ada anggota keluarga yang mengalami
muntaber. Tetap berpikir rasional dan serahkan semuanya pada Allah. Lakukan
pertolongan pertama dengan memberikan oralit sebelum dibawa ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat. Upaya-upaya pencegahan sudah seyogyanya kita upayakan
supaya keluarga kita terhindar dari bahaya muntaber dan yang tidak kalah
penting, usahakan selalu ada persediaan oralit di kotak obat Anda.
Mengobati Muntaber dengan Resep Sehat Alami
Jika Anda atau Saudara dan bahkan anak anda mengalami
muntaber, tentunya perlu dilakukan tindakan cepat untuk mengobatinya dan
usahakan jangan sampai cairan tubuh penderita terkuras habis. Untuk melakukan
pengobatan muntaber secara cepat tidak harus buru-buru membawa penderita ke
dokter, Anda juga bisa mencoba resep sehat alami untuk mengobati muntaber
terlebih dahulu baru jika tidak kunjung sembuh, bawalah penderita ke dokter
yang professional.
Cara mengobati muntaber dengan resep sehat alami sebenarnya
mudah dan sederhana. Cara yang paling mudah adalah dengan meminum air kelapa.
Namun cara ini hanya diperuntukkan bagi penderita yang masih dalam tahap gejala
awal saja.
Cara lain untuk mengobati
muntaber secara alami adalah dengan memanfaatkan beberapa
tumbuhan yang memang sangat ampuh untuk mengobati muntaber. Beberapa diantara
nya yang bisa kami himpun antara lain:
- Menggunakan Daun jambu biji, Pisang biji muda dan teh. Cara nya, siapkan 7 lembar daun jambu biji, pisang biji yang muda 1 buah dan satu sendok makan teh, campur dan haluskan semua bahan tersebut kemudian beri air secukupnya, lalu saring dan minum airnya 3-4 kali sehari.
- Menggunakan bawang putih. Bawang putih merupakan salah satu tanaman yang memiliki khasiat luar biasa. Cara menggunakan bawang putih untuk obat muntaber adalah: Siapkan secukupnya beberapa siung bawang putih parut atau haluskan bawang putih tersebut, campurkan dengan garam dapur secukupnya dan seduh dengan air panas, kemudian minumlah ramuan tersebut.
- Cara yang ketiga adalah dengan memanfaatkan daun sembung muda. Caranya: siapkan kurang lebih 5 tangkai daun sembung muda, rebuslah dengan 2 gelas air hingga air berkurang menjadi 1 gelas. Minumlah air hasil rebusan daun sembung muda tersebut ketika hangat 2-3 kali sehari.
Mungkin masih banyak lagi cara
mengobati muntabersecara alami yang lain,namun hanya beberapa
cara diatas yang dapat kami sampaikan kali ini.Perlu diingat jika setelah
menggunakan resep alami tersebut namun muntaber Anda tidak juga sembuh, maka
sebaiknya Anda memeriksakannya ke dokter spesialis di daerah Anda. Pergilah ke
dokter jika :
- Anak Anda tidak dapat mempertahankan cairan dan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya atau terlalu lemah untuk meminum cukup cairan.
- Muntaber tidak kunjung membaik.
- Anak Anda tidak buang air kecil dalam waktu 24 jam.
- Anak Anda merasakan sakit yang sangat pada abdominalnya.
- Terlihat darah pada muntahnya atau darah pada kotorannya.
- Anak Anda menderita demam dengan suhu tubuh yang tinggi.
- Anak terlihat sangat dehidrasi.
- Diare berlangsung sampai lebih dari 7 hari.
Semoga
bermanfaat, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar