Sistem saraf pada manusia, salah satunya adalah otak sebagai bagian dari sistem
saraf, mengatur dan mengkoordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi
tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling
berhubung dan fital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Unis
terkecil dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.
Fungsi
sistem saraf
- Sebagai penerima informasi dalam bentuk stimulasi
- Memproses informasi yang diterima
- Memberi respon/reaksi terhadap stimulasi.
Rasa nikmat dan lezat dari setiap
makanan yang dirasakan dipengaruhi oleh adanya rangsangan pada lidah. Ungkapan
rasa sakit seperti mengucapkan kata “aduh” juga terkait rangsangan pada bagian
tertentu tubuh kita. Oleh karena itu, rangsangan (stimulus) diartikan
sebagai segala sesuatu yang menyebabkan perubahan pada tubuh atau bagian tubuh
tertentu. Sedangkan alat tubuh yang menerima rangsa ng an tersebut dinamakan indra
(reseptor). Adanya reseptor, memungkinkan rangsangan dihantarkan menuju sistem
saraf pusat. Di dalam saraf pusat, rangsangan akan diolah untuk dikirim kembali
menuju efektor, seperti otot dan tulang oleh suatu sel saraf sehingga terjadi
tanggapan (respons).
Sementara itu, rangsangan yang
menuju tubuh dapat berasal dari bau, rasa (seperti pahit, manis, asam, dan
asin), sentuhan, cahaya, suhu, tekanan, dan gaya berat. Rangsang an semacam ini
akan diterima oleh indra penerima yang disebut reseptor luar (eksteroseptor).
Sedangkan rangsangan yang berasal
dari dalam tubuh misalnya rasa lapar, kenyang, nyeri, maupun kelelahan akan
diterima oleh indra yang dinamakan reseptor dalam (interoseptor). Tentu
semua rangsangan ini dapat kita rasakan karena pada tubuh kita terdapat sel-sel
reseptor.
Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf tersusun atas miliaran
sel yang sangat khusus yang disebut sel saraf (neuron). Setiap neuron
tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson (neurit).
Badan
sel merupakan bagian sel saraf yang
mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun pula sitoplasma yang bergranuler
dengan warna kelabu. Di dalamnya juga terdapat membran sel, nukleolus (anak
inti sel), dan retikulum endoplasma. Retikulum endoplasma tersebut memiliki
struktur berkelompok yang disebut badan Nissl.
Pada
badan sel terdapat bagian yang berupa serabut de ngan penjuluran pendek. Bagian
ini disebut dendrit. Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang
(seperti pohon) dengan berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah
menerima impuls (rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut
dibawa menuju ke badan sel saraf. Selain itu, pada badan sel juga terdapat
penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang. Namanya adalah akson atau
neurit. Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju
efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa
mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter.
Supaya
informasi atau impuls yang dibawa tidak bocor (sebagaiisolator), akson
dilindungi oleh selubung lemak yang kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung
mielin. Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung
mielin tersebut dihasilkan oleh selsel pendukung yang disebut oligodendrosit.
Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung
mielin. Bagian ini disebut nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak
impuls saraf atau mempercepat jalannya impuls.
Berdasarkan
struktur dan fungsinya, neuron dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu neuron
sensorik, neuron motorik, asosiasi dan adjustor.
- Saraf sensorik, berfungsi menghantar impuls (pesan) dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medulla spinalis). Ujung akson dari saraf sensorik berhubungan dengan saraf asosiasi/penghubung (intermediet).
- Saraf motorik, mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motorik berada pada sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang terdapaty di sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensorik atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf, berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
- Saraf asosiasi (penghubung), terdapat pada sistrem saraf pusat yang berfungsi menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik atau berhunungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf asosiasi menerima impuls dari reseptor sensorik atau sel saraf asosiasi lainnya.
- Saraf adjustor, berfungsi sebagai penghubung saraf sensorik dan motorik di sumsum tulang belakang dan otak.
Impuls
Sel-sel saraf bekerja secara
kimiawi. Sel saraf yang sedang tidak aktif mempunyai potensial listrik yang
disebut potensial istirahat. Jika ada rangsang, misalnya sentuhan, potensial
istirahat berubah menjadi potensial aksi. Potensial aksi merambat dalam bentuk
arus listrik yang disebut impuls yang merambat dari sel saraf ke sel
saraf berikutnya sampai ke pusat saraf atau sebaliknya. Jadi, impuls adalah
arus listrik yang timbul akibat adanya rangsang.
Sinapsis
Dalam pelaksanaannya, sel-sel saraf
bekerja bersama-sama. Pada saat datang rangsang, impuls mengalir dari satu sel
saraf ke sel saraf penghubung, sampai ke pusat saraf atau sebaliknya dari pusat
saraf ke sel saraf terus ke efektor. Hubungan antara dua sel saraf disebut
sinapsis.
Ujung
neurit bercabang-cabang, dan ujung cabang yang berhubungan dengan sel saraf
lain membesar disebut bongkol sinaps (knob). Pada hubungan dua sel saraf yang
disebut sinaps tersebut, dilaksanakan dengan melekatnya neurit dengan dendrit
atau dinding sel. Jika impuls sampai ke bongkol sinaps pada bongkol sinaps akan
disintesis zat penghubung atau neurotransmiter, misalnya zat asetilkolin.
Dengan
zat transmiter inilah akan terjadi potensial aksi pada dendrite yang berubah
menjadi impuls pada sel saraf yang dihubunginya. Setelah itu, asetilkolin akan
segera tidak aktif karena diuraikan oleh enzim kolin esterase menjadi
asetat dan kolin.
Mekanisme Penghantaran Impuls Saraf
Seperti halnya jaringan komputer,
sistem saraf mengirimkan sinyalsinyal listrik yang sangat kecil dan
bolak-balik, dengan membawa informasi dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
yang lain. Sinyal listrik tersebut dinamakan impuls (rangsangan).
Ada dua cara yang dilakukan neuron sensorik untuk menghantarkan impuls
tersebut, yakni melalui membran sel atau membran plasma dan sinapsis.
Penghantaran
Impuls Saraf melalui Membran Plasma
Di
dalam neuron, sebenarnya terdapat membran plasma yang sifatnya semipermeabel.
Membran plasma neuron tersebut berfungsimelindungi cairan sitoplasma yang
berada di dalamnya. Hanya ion-ion tertentu akan dapat bertranspor aktif
melewati membran plasma
menuju
membran plasma neuron lain.
Apabila
tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan istirahat, sitoplasma di
dalam membran plasma bermuatan listrik negatif, sedangkan cairan di luar
membran bermuatan positif. Keadaan yang demikian dinamakan polarisasi atau
potensial istirahat. Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya
mekanisme transpor aktif yakni pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion natrium
(Na+) di luar membrane plasma dari suatu akson neuron lebih tinggi dibandingkan
konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion kalium (K+) di dalamnya
lebih besar daripada di luar. Akibatnya, mekanisme transpor aktif terjadi pada
membran plasma.
Kemudian,
apabila neuron dirangsang dengan kuat, permeabilitas membran plasma terhadap
ion Na+ berubah meningkat. Peningkatan permeabilitas membran ini menjadikan ion
Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga muatan sitoplasma berubah menjadi
positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi atau potensial aksi.
Sementara
itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati membrane Fase ini dinamakan repolarisasi.
Perbedaan muatan pada bagian yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan
menimbulkan arus listrik.
Nah,
kondisi depolarisasi ini akan berlangsung secara terus-menerus, sehingga
menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf akan terhantar
sepanjang akson. Setelah impuls terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi
akan meng alami fase istirahat kembali dan tidak ada impuls yang lewat. Waktu
pemulihan ini dinamakan fase refraktori atau undershoot.
Macam-Macam Gerak
Sebagai bukti adanya penghantaran
impuls oleh saraf adalah timbulnya gerak pada anggota tubuh. Gerakan tersebut
terjadi karena proses yang disadari yang disebut juga gerak sadar atau gerakan
biasa, sedangkan gerak yang tidak disadari disebut gerak refleks.
1.
Gerakan biasa atau gerak sadar
Yaitu
gerak yang terjadi melalui serangkaian alur impuls. Alur impuls tersebut
dimulai dari reseptor sebagai penerima rangsangan, lalu ke saraf sensorik
sebagai penghantar impuls, kemudian dibawa ke saraf pusat yaitu otak untuk
diolah.
Akhirnya
muncul tanggapan yang akan disampaikan ke saraf motorik menuju ke efektor dalam
bentuk gerak yang disadari.
Contoh
gerakan sadar antara lain: berjalan, olah raga, makan, minum dan sebagainya.
2.
Gerakan yang tidak disadari atau gerak refleks
Merupakan
suatu reaksi yang bersifat otomatis atau tanpa disadari. Impuls saraf pada
gerak refleks melalui alur impuls pendek. Alur impuls dimulai dari reseptor
sebagai penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron ke sumsum tulang
belakang, tanpa diolah oleh pusat saraf. Kemudian tanggapan dikirim oleh saraf
motorik menuju ke efektor. Alur impuls pada gerak refleks disebut lengkung
refleks.
Ada
dua macam gerak refleks yaitu:
- Refleks otak, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di otak, misalnya berkedipnya mata, refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.
- Refleks sumsum tulang belakang, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di sumsum tulang belakang, misalnya sentakan lutut karena kaki menginjak batu yang runcing.
Sistem Syaraf
Setiap impuls saraf akan berhubungan
dengan sistem saraf, yang terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak
sadar atau sistem saraf otonom, untuk lebih jelasnya sebagai berikut:
1. Syaraf pusat
Otak
Seluruh
aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang
mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan
atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau
kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak
dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang
dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Selain itu kedua organ tersebut
dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan ikat yang disebut meninges.
Meninges tersusun atas tiga lapisan yaitu: piameter, arachnoid dan durameter.
Piameter, merupakan lapisan paling dalam yang banyak mengandung pembuluh darah.
Arachnoid, merupakan lapisan tengah berupa selaput jaring yang lembut. Antara
arachnoid dengan piameter terdapat rongga arachnoid yang berisi cairan.
Durameter, merupakan lapisan paling luar, yang berupa membran tebal fibrosa
yang melapisi dan melekat pada tulang.
Otak
dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Pembagian
daerah ini tampak nyata hanya selama perkembangan otak pada fase embrio. Otak
pada manusia dewasa terdiri dari beberapa bagian (lobus). Bagian-bagian
dari otak adalah:
Otak
Besar
Otak
besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua
belahan (hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan,. Setiap
belahan mengendalikan bagian tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur
tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. otak
besar terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks) yang berisi
badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf yaitu dendrit dan
neurit. Otak besar terbagi menjadi empat lobus, yaitu lobus frontalis (bagian
dahi), lobus parietalis (bagian ubun-ubun), lobus temporalis (bagian pelipis),
lobus oksipitalis (bagian belakang kepala).
Otak
besar merupakan saraf pusat yang utama karena berperan dalam pengaturan seluruh
aktivitas tubuh,yaitu kecerdasan, keinginan, ingatan, kesadaran, kepribadian, daya
cipta, daya khayal, pendengaran, pernapasan dan sebagainya. Setiap aktivitas
akan dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah
dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus temporalis (daerah
pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa. Daerah
belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan memori tentang apa yang
dilihat. Daerah ubun-ubun selain sebagai pusat berbicara juga pusat untuk
merasakan dingin, panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat
bicara juga sebagai pusat pendengaran.
Otak
tengah (mesencephalon)
Otak
tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok. Di dalam otak tengah
terdapat bagian-bagian seperti lobus optik yang mengatur gerak bola mata dan
kolikulus inferior yang mengatur pendengaran. Otak tengah berfungsi
menyampaikan impuls antara otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak
depan dan mata.
Otak
belakang
Otak
belakang terletak di bawah lobus oksipital serebrum, terdiri atas dua belahan
dan permukaannya berlekuk-lekuk. Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama
yaitu: jembatan Varol (pons Varolli), otak kecil (serebelum), dan
sumsum lanjutan (medula oblongata). Ketiga bagian otak belakang ini
membentuk batang otak. Jembatan Varol berisi serabut yang menghubungkan lobus
kiri dan lobus kanan otak kecil, menghubungkan antara otak kecil dengan korteks
otak besar. Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang,
terdiri atas dua belahan yang berliku-liku sangat dalam. Otak kecil berperan
sebagai pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan
rangka. Sumsum lanjutan, medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak,
berfungsi sebagai pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak
jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks
seperti batuk, bersin, dan mata berkedip.
Sumsum
tulang belakang
Sumsum
tulang belakang atau tali spinal merupakan tali putih kemilau
berbentuk tabung dari dasar otak menuju ke tulang belakang. Pada irisan
melintangnya, tampak ada dua bagian, yakni bagian luar yang berpenampakan putih
dan bagian dalam yang berpenampakan abu-abu dengan berbentuk kupu-kupu. Bagian
luar sumsum tulang belakang berwarna putih, karena tersusun oleh akson dan
dendrit yang berselubung mielin. Sedangkan bagian dalamnya berwarna abu-abu,
tersusun oleh badan sel yang tak berselubung mielin dari interneuron dan neuron
motorik.
Apabila
sumsum tulang belakang diiris secara vertikal, bagian dalam berwarna abu-abu
terdapat saluran tengah yang disebut ventrikel dan berisi cairan serebrospinal.
Ventrikel ini berhubungan juga dengan ventrikel di dalam otak. Bagian dalamnya
mempunyai dua akar saraf yaitu akar dorsal yang berisi saraf sensorik ke
arah punggung, dan akar ventral yang berisi saraf motorik ke arah perut.
Sumsum
tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara
lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya,
menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur
terpendek pada gerak refleks. Mekanisme penghantaran impuls yang terjadi pada
tulang belakang yakni sebagai berikut; rangsangan dari reseptor dibawa oleh
neuron sensorik menuju sumsum tulang belakang melalui akar dorsal untuk diolah
dan ditanggapi. Selanjutnya, impuls dibawa neuron motorik melalui akar ventral
ke efektor untuk direspons.
2.
Sistem Saraf Tepi
Sistem
saraf tepi dinamakan pula sistem saraf perifer. Sistem saraf tepi merupakan
bagian dari sistem saraf tubuh yang meneruskan rangsangan (impuls) menuju dan
dari system saraf pusat. Karena itu, di dalamnya terdapat serabut saraf
sensorik (saraf aferen) dan serabut saraf motorik (saraf eferen).
Serabut
saraf sensorik adalah sekumpulan neuron yang
menghantarkan impuls dari reseptor menuju sistem saraf pusat. Sedangkan serabut
saraf motorik berperan dalam menghantarkan impuls dari sistem saraf pusat
menuju efektor (otot dan kelenjar) untuk ditanggapi.
Berdasarkan
asalnya, sistem saraf tepi terbagi atas saraf kranial dan saraf spinal yang
masing-masing berpasangan, serta ganglia (tunggal: ganglion). Saraf kranial merupakan
semua saraf yang keluar dari permukaan dorsal otak. Saraf spinal ialah
semua saraf yang keluar dari kedua sisi tulang belakang. Masing-masing saraf
ini mempunyai karakteristik fungsi dan jumlah saraf yang berbeda. Sementara
itu, ganglia merupakan kumpul an badan sel saraf yang membentuk
simpul-simpul saraf dan di luar sistem saraf pusat.
Berdasarkan
cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu :
- Sistem saraf sadar,
Yaitu sistem saraf yang mengatur
segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat
atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu:
sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
- Sistem saraf tak sadar
Berdasarkan
sifat kerjanya saraf tak sadar dibedakan menjadi dua yaitu: saraf simpatik dan
saraf parasimpatik.
Sistem
Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)
Sistem
saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja
tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang
belakang. Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur
kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar
keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah. Berdasarkan
sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik
dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di
sepanjang tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga
memilki serabut pra-ganglion pendek dan serabut post ganglion yang panjang.
Serabut pra-ganglion yaitu serabut saraf yang yang menuju ganglion dan serabut
saraf yang keluar dari ganglion disebut serabut post-ganglion. Saraf
parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang
tersebar di seluruh tubuh. Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan
mempunyai sinaps pada sebuah ganglion seperti pada bagan berikut. Saraf
parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang panjang dan serabut
post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor yang
sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat antagonis.
Contoh
fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara lain: Saraf simpatik
mempercepat denyut jantung, memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi,
memperkecil diameter pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus
dan mengembangkan kantung kemih, sedangkan saraf parasimpatik dapat
memperlambat denyut jantung, mempercepat proses pencernaan, menghambat ereksi,
memperbesar diameter pembuluh arteri, memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan
mengerutkan kantung kemih.
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja
sistem saraf adalah sel saraf atau neuron.
Berdasarkan peranannya, sistem saraf manusia dibedakan menjadi 2, yaitu,
sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar berfungsi,
mengatur semua aktivitas tubuh yang kita sadari. sedangkan, sistem saraf tak
sadar berfungsi, mengatur semua aktiivitas tubuh yang tidak kita sadari.
Penyakit Pada Sistem Saraf
Penyakit dan kelainan
sistem saraf adalah penyakit atau kelainan yang mempengaruhi fungsi sistem
saraf pada manusia. Penyakit dan kelainan dapat terjadi dan menyerang pusat
saraf, yaitu otak dan sumsum tulang belakang, atau sel-sel saraf pada jaringan
saraf. Karena otak adalah pusat kendali dari semua aktivitas sadar kita –
berpikir, berkemauan, mengingat, dan sebagainya – maka penyakit dan kelainan
pada otak dapat menyebabkan perubahan dan gangguan yang dirasakan seluruh
tubuh.
Penyakit dan kelainan
otak dapat menyebabkan kekacauan pikir dan emosi, gangguan fungsi organ tubuh,
kelainan psikologis,
dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang khususnya menyerang
otak. Baik batang otak maupun kulit otak dan otak kecil.
1. Encephalitis
Encephalitis (Yunani: encekphalos
(otak) dan itis (peradangan)) adalah peradangan otak. Peradangan otak
ini dapat melibatkan pula struktur terkait lainnya. encephalomyelitis
adalah peradangan otak dan sumsum tulang belakang, dan meningoencephalitis
adalah peradangan otak dan “meninges” (membran yang menutupi otak). Penyebab
encephalitis paling sering adalah karena infeksi mikroorganisme atau zat-zat kimia
seperti timbal, arsen, merkuri (air raksa), dll.
2. Stroke
Kelayuan
tiba-tiba otak akibat dari berkurangnya secara drastis aliran darah ke suatu
bagian otak atau akibat pendarahan dalam otak. Keadaan ini berdampak antara
lain kelumpuhan sementara atau menetap pada satu atau kedua sisi tubuh,
kesulitan berkata-kata atau makan, dan lenyapnya koordinasi otot. Merokok,
kolestrol tinggi, diabetes, penuaan, dan kelainan turunan adalah faktor utama
penyebab stroke. Stroke ( istilah lain Cerebrovascular accident ( CVA ) atau
Cerebral apoplexy ), adalah kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya
pembuluh darah otak. Stroke tidak hanya akan menimbulkan kecacatan yang dapat
membebani seumur hidup tapi juga ancaman kematian bagi pasien. Jika mengalami
serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah
penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat
penghancur bekuan darah. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan
gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika obat stroke yang berfungsi
menghancurkan bekuan darah disuntikkan kurang dari tiga jam sejak serangan
(periode emas). Obat yang diberikan biasanya diberikan berdasarkan penyebab
stroke , dan akibat yang ditimbulkan oleh stroke tersebut, seperti obat depresi
(untuk mengatasi gangguan psikis), dan memerlukan respirator (alat bantu
nafas). Salah satu penyebab stroke adalah kolesterol yang meningkatkan risiko
penyumbatan pembuluh darah akibat bekuan darah, sehingga obat stroke yang biasa
diberikan obat pengencer darah dan obat penurun kadar kolesterol. Antikoagulan
(anti penggumpalan) tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan
tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan
menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.
Perawatan
Paska Stroke
Sekali terkena serangan stroke tidak membuat
Anda terbebas dari stroke. Di samping dampak menimbulkan kecacatan, masih ada
kemungkinan dapat terserang kembali di kemudian hari.
Pasca stroke
biasanya penderita memerlukan rehabilitasi serta terapi psikis seperti terapi
fisik, terapi okupasi, terapi wicara, dan penyediaan alat bantu di unit
orthotik prostetik. Juga penanganan psikologis pasien, seperti berbagi rasa,
terapi wisata, dan sebagainya.
Selain itu, juga
dilakukan community based rehabilitation (rehabilitasi bersumberdaya
masyarakat) dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan masyarakat di lingkungan
pasien agar mampu menolong, setidaknya bersikap tepat terhadap penderita. Hal
ini akan meningkatkan pemulihan dan integrasi dengan masyarakat.
Bahaya yang
menghantui penderita stroke adalah serangan stroke berulang yang dapat fatal
atau kualitas hidup yang lebih buruk dari serangan pertama.
Bahkan ada
pasien yang mengalami serangan stroke sebanyak 6-7 kali. Hal ini disebabkan
pasien tersebut tidak mengendalikan faktor risiko stroke.
Bagi mereka yang
sudah pernah terkena serangan stroke, Gaya hidup sehat haruslah jadi pilihan
agar tidak kembali diserang stroke, seperti: berhenti merokok, diet rendah
lemak atau kolesterol dan tinggi serat, berolahraga teratur 3 X seminggu (30-45
menit), makan secukupnya, dengan memenuhi kebutuhan gizi seimbang, menjaga
berat badan jangan sampai kelebihan berat badan, berhenti minum alkohol dan
atasi stres. obat alami makan ganggang laut cokelat.
3. Alzheimer
Penyakit alzheimer
ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan saraf di kulit otak dan
kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala khas pertama yang muncul adalah
pikun. Ketika makin buruk, kehilangan ingatan si penderita juga makin parah.
Keterampilan bahasa, olah pikir, dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan
suasana hati jadi labil. Penderita cenderung rentan dan lebih peka terhadap
stres. Mudah terombang-ambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap
lebih lanjut, penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas serta kontrol
terhadap fungsi tubuh.
4. Gegar Otak
Kehilangan sementara
fungsi otak yang disebabkan oleh luka relatif ringan pada otak dan tak selalu
berkaitan dengan ketidaksadaran. Orang yang kena gegar otak mungkin tak ingat
apa yang terjadi sesaat sebelum atau setelah luka. Gejala gegar otak antara
lain cadel berbicara, kebingunan berat, koordinasi otot terganggu, sakit
kepala, pusing, dan mual.
5. Epilepsi
Epilepsi adalah
kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak dan berulang-ulang yang
disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel saraf dalam otak. Serangan dapat
berupa sawan, hilang kesadaran beberapa saat, gerak atau sensasi aneh bagian
tubuh, tingkah laku aneh, dan gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya
berlangsung hanya 1-2 menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau
kekurangtanggapan.
6. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur
yang ditandai dengan serangan tidur tiba-tiba dan tak terkendali di siang hari,
dengan gangguan tidur di malam hari. Penderita bisa mendadak tertidur di mana
saja dan kapan saja bahkan saat berdiri atau berjalan. Tidur berlangsung
beberapa detik atau menit dan bahkan lebih dari sejam.
7. Afasia
Afasia adalah kerusakan
dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa yang disebabkan oleh kerusakan lobus
frontal dan temporal otak. Afasia bisa disebabkan oleh luka kepala, tumor,
stroke, atau infeksi.
8. Dementia
Kemunduran kapasitas
intelektual – yang kronis dan biasanya kian memburuk – yang berkaitan dengan
kehilangan sel saraf secara meluas dan penyusutan jaringan otak. Dementia
paling biasa terjadi di kalangan lansia meskipun dementia ini dapat menyerang
segala usia. Kondisi dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-mula
tampak sebagai ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika memburuk, lingkup
kehilangan ingatan meluas hingga penderita tak lagi ingat akan keterampilan,
sosial, dan hidup yang paling dasar sekalipun.
Adapun macam-macam
kelainan akibat Sistem Saraf Pada Manusia terganggu, antara lain :
1. Poliomielitis , Polio
(Poliomielitis) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang menyerang
seluruh tubuh (termasuk otot dan saraf) dan bisa menyebabkan kelemahan otot
yang sifatnya permanen, kelumpuhan atau kematian. PENYEBAB-nya adalah virus polio.
Penularan virus terjadi melalui
beberapa cara:
- Secara langsung dari orang ke orang
- Melalui percikan ludah penderita
- Melalui tinja penderita.
Virus masuk melalui mulut dan hidung, berkembangbiak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan, lalu diserap dan diserbarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Resiko terjadinya polio:
# Belum mendapatkan imunisasi polio
# Bepergian ke daerah yang masih sering ditemukan polio
# Kehamilan
# Usia sangat lanjut atau sangat muda
# Luka di mulut/hidung/tenggorokan (misalnya baru menjalani pengangkatan Amandel atau pencabutan gigi)
# Stres atau kelelahan fisik yang luar biasa (karena stres emosi dan fisik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh).
- Secara langsung dari orang ke orang
- Melalui percikan ludah penderita
- Melalui tinja penderita.
Virus masuk melalui mulut dan hidung, berkembangbiak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan, lalu diserap dan diserbarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Resiko terjadinya polio:
# Belum mendapatkan imunisasi polio
# Bepergian ke daerah yang masih sering ditemukan polio
# Kehamilan
# Usia sangat lanjut atau sangat muda
# Luka di mulut/hidung/tenggorokan (misalnya baru menjalani pengangkatan Amandel atau pencabutan gigi)
# Stres atau kelelahan fisik yang luar biasa (karena stres emosi dan fisik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh).
GEJALA: Terdapat 3 pola dasar pada
infeksi polio:
- Infeksi subklinis
- Non-paralitik
- Paralitik.
95% kasus merupakan infeksi subklinis.
Poliomielitis klinis menyerang sistem saraf pusat (otak dan korda spinalis) serta erbagi menjadi non-paralitik serta paralitik. Infeksi klinis bisa terjadi setelah penderita sembuh dari suatu infeksi subklinis.
- Infeksi subklinis
- Non-paralitik
- Paralitik.
95% kasus merupakan infeksi subklinis.
Poliomielitis klinis menyerang sistem saraf pusat (otak dan korda spinalis) serta erbagi menjadi non-paralitik serta paralitik. Infeksi klinis bisa terjadi setelah penderita sembuh dari suatu infeksi subklinis.
1. Infeksi subklinis (tanpa gejala
atau gejala berlangsung selama kurang dari 72 jam)
- demam ringan
- sakit kepala
- tidak enak badan
- nyeri tenggorokan
- tenggorokan tampak merah
- muntah.
2. Poliomielitis non-paralitik (gejala berlangsung selama 1-2 minggu)
- demam sedang
- sakit kepala
- kaku kuduk
- muntah
- diare
- kelelahan yang luar biasa
- rewel
- nyeri atau kaku punggung, lengan, tungkai, perut
- kejang dan nyeri otot
- nyeri leher
- nyeri leher bagian depan
- kaku kuduk
- nyeri punggung
- nyeri tungkai (otot betis)
- ruam kulit atau luka di kulit yang terasa nyeri
- kekakuan otot.
3. Poliomielitis paralitik
- demam timbul 5-7 hari sebelum gejala lainnya
- sakit kepala
- kaku kuduk dan punggung
- kelemahan otot asimetrik
- onsetnya cepat
- segera berkembang menjadi kelumpuhan
- lokasinya tergantung kepada bagian korda spinalis yang terkena
- perasaan ganjil/aneh di daerah yang terkena (seperti tertusuk jarum)
- peka terhadap sentuhan (sentuhan ringan bisa menimbulkan nyeri)
- sulit untuk memulai proses berkemih
- sembelit
- perut kembung
- gangguan menelan
- nyeri otot
- kejang otot, terutama otot betis, leher atau punggung
- ngiler
- gangguan pernafasan
- rewel atau tidak dapat mengendalikan emosi
- refleks Babinski positif.
KOMPLIKASI- demam ringan
- sakit kepala
- tidak enak badan
- nyeri tenggorokan
- tenggorokan tampak merah
- muntah.
2. Poliomielitis non-paralitik (gejala berlangsung selama 1-2 minggu)
- demam sedang
- sakit kepala
- kaku kuduk
- muntah
- diare
- kelelahan yang luar biasa
- rewel
- nyeri atau kaku punggung, lengan, tungkai, perut
- kejang dan nyeri otot
- nyeri leher
- nyeri leher bagian depan
- kaku kuduk
- nyeri punggung
- nyeri tungkai (otot betis)
- ruam kulit atau luka di kulit yang terasa nyeri
- kekakuan otot.
3. Poliomielitis paralitik
- demam timbul 5-7 hari sebelum gejala lainnya
- sakit kepala
- kaku kuduk dan punggung
- kelemahan otot asimetrik
- onsetnya cepat
- segera berkembang menjadi kelumpuhan
- lokasinya tergantung kepada bagian korda spinalis yang terkena
- perasaan ganjil/aneh di daerah yang terkena (seperti tertusuk jarum)
- peka terhadap sentuhan (sentuhan ringan bisa menimbulkan nyeri)
- sulit untuk memulai proses berkemih
- sembelit
- perut kembung
- gangguan menelan
- nyeri otot
- kejang otot, terutama otot betis, leher atau punggung
- ngiler
- gangguan pernafasan
- rewel atau tidak dapat mengendalikan emosi
- refleks Babinski positif.
Komplikasi yang paling berat adalah kelumpuhan yang menetap. Kelumpuhan terjadi sebanyak kurang dari 1 dari setiap 100 kasus, tetapi kelemahan satu atau beberapa otot, sering ditemukan.
Kadang bagian dari otak yang berfungsi mengatur pernafasan terserang polio, sehingga terjadi kelemahan atau kelumpuhan pada otot dada.
Beberapa penderita mengalami komplikasi 20-30 tahun setelah terserang polio. Keadaan ini disebut sindroma post-poliomielitis, yang terdiri dari kelemahan otot yang progresif, yang seringkali menyebabkan kelumpuhan.
Polio
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan terhadap contoh tinja untuk mencari poliovirus dan pemeriksaan terhadap darah untuk menentukan titer antibodi.
Pembiakan virus diambil dari lendir tenggorokan, tinja atau cairan serebrospinal.
Pemeriksan rutin terhadap cairan serebrospinal memberikan hasil yang normal atau tekanan, protein serta sel darah putihnya agak meningkat.
PENGOBATAN
Polio tidak dapat disembuhkan dan obat anti-virus tidak mempengaruhi perjalanan penyakit ini.
Jika otot-otot pernafasan menjadi lemah, bisa digunakan ventilator.
The goal of treatment is to control symptoms while the infection runs its course. Lifesaving measures, particularly assistance with breathing, may be necessary in severe cases. Jika terjadi infeksi saluran kemih, diberikan antibiotik.
Untuk mengurangi sakit kepala, nyeri dan kejang otot, bisa diberikan obat pereda nyeri. Kejang dan nyeri otot juga bisa dikurangi dengan kompres hangat.
Untuk memaksimalkan pemulihan kekuatan dan fungsi otot mungkin perlu dilakukan terapi fisik, pemakaian sepatu korektif atau penyangga maupun pembedahan ortopedik.
PROGNOSIS
Prognosis tergantung kepada jenis polio (subklinis, non-paralitik atau paralitik) dan bagian tubuh yang terkena.
Jika tidak menyerang otak dan korda spinalis, kemungkinan akan terjadi pemulihan total.
Jika menyerang otak atau korda spinalis, merupakan suatu keadaan gawat Darurat yang mungkin akan menyebabkan kelumpuhan atau kematian (biasanya akbiat gangguan pernafasan).
PENCEGAHAN
Vaksin polio merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak.
Terdapat 2 jenis vaksin polio:
# Vaksin Salk, merupakan vaksin virus polio yang tidak aktif
# Vaksin Sabin, merupakan vaksin virus polio hidup.
Yang memberikan kekebalan yang lebih baik (sampai lebih dari 90%) dan yang lebih disukai adalah vaksin Sabin per-oral (melalui mulut).
Tetapi pada penderita gangguan sistem kekebalan, vaksin polio hidup bisa menyebabkan polio. Karena itu vaksin ini tidak diberikan kepada penderita gangguan sistem kekebalan atau orang yang berhubungan dekat dengan penderita gangguan sistem kekebalan karean virus yang hidup dikeluarkan melalui tinja.
Dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio dan hendak mengadakan perjalanan ke daerah yang masih sering terjadi polio, sebaiknya menjalani vaksinasi terlebih dahulu.
2.
Epilepsi, penyakit karena dilepaskannya letusan-letusan listrik ( impuls )
pada neuron-neuron otak. spesies Golden Stichopus Variegatus (gamat / teripang
emas) yaitu spesies terbaik dan satu-satunya spesies yang mengandung
Gamapeptide (tidak ditemukan pada spesies lain). Gamapeptide bermanfaat untuk mencegah
inflamasi, mengurangi rasa sakit, 3x mempercepat penyembuhan luka, mengaktifkan
pertumbuhan dan mengaktifkan sel-sel, membuat kulit lebih muda dan meningkatkan
kecantikan, menstabilkan emosi, memelihara sirkulasi darah. Teripang memiliki
kandungan gizi lengkap. Antara lain 9 jenis karbohidrat, 59 jenis asam lemak,
19 jenis asam amino, 25 komponen vitamin, 10 jenis mineral, dan 5 jenis sterol.
Semua bersatu-padu membangun kekebalan tubuh dan memperbaiki sel-sel yang
rusak.Teripang tersebar luas di lingkungan laut diseluruh dunia, mulai dari
zona pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik Barat. Untuk wilayah Indonesia, teripang banyak ditemukan di perairan
bagian Timur Indonesia, seperti di perairan Kalimantan.
3. Parkinson,
penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya neurotranslator dopamin pada dasar
gangglion dengan gejala tangan gemetaran sewaktu istirahat ( tetapi gemetaran
itu hilang sewaktu tidur ), sulit bergerak, kekakuan otot, otot muka kaku
menimbulkan kesan seolah-olah bertopeng, mata sulit berkedip dan langkah kaki
menjadi kecil dan kaku.
4.
Transeksi , kerusakan atau seluruh segmen tertentu dari medula spialis.
Misalnya karena jatuh, tertebak yang disertai dengan hancurnya tulang belakang.
5.
Neurasthonia, ( lemah saraf ) , penyakit ini ada karena pembawaan lahir,
terlalu berat penderitanya, rohani terlalu lemah atau karena penyakit
keracunan.
6.
Neuritis, radang saraf yang terjadi karena pengaruh fisis seperti patah
tulang, tekanan pukulan, dan dapat pula karena racun atau difisiensi vitamin
B1, B6, B12.
Dalam terapis ini, terapis bisa meatih pasien mengolah memori dengan menggunakan berbagai strategi. Dengan begitu, pasien akan lebih mudah mengingat dan lebih bisa memahami percakapan yang lebih luas.
Bantuan teknologi
Banyak orang dengan amnesia merasa terbantu dengan penggunaan personal digital assistant (PDA), seperti Palm Treo, BlackBerry atau iPhone. Dengan latihan dan praktek, orang dengan amnesia parah sekali pun bisa menggunakan organizer elektronik ini untuk membantu tugas-tugas mereka dari hari ke hari. Sebagai contoh, pasien bisa memprogram PDA untuk mengingatkan peristiwa atau acara-acara penting atau untuk minum obat.
Obat-obatan dan suplemen
Saat ini, belum ada obat-obatan yang tersedia untuk mengatasi sebagian besar jenis amnesia. Namun, jenis amnesia yang dipicu oleh kekurangan thiamin bisa dibantu dengan menambah asupan vitamin ini dan nutrisi lainnya.
Selain itu, pasien dianjurkan menghindari alkohol. Cara ini bisa mencegah kerusakan lebih lanjut. Akan tetapi, sebagian besar orang tidak akan bisa mendapatkan memori yang hilang sepenuhnya.
Para peneliti sedang mempelajari beberapa neurotransmitter yang terlibat dalam pembentukan memori. Hal ini suatu saat nanti diharapkan bisa merintis pengobatan baru dalam mengatasi gangguan memori. Akan tetapi, kerumitan proses otak mempersulit penemuan terapi tunggal dalam menangani gangguan memori.
Pencegahan
Karena kerusakan otak bisa menjadi akar masalah amnesia, ada baiknya meminimalkan cedera otak dengan cara-cara berikut:
Menghindari penggunaan alkohol berlebih
Mengenakan helm saat mengendarai sepeda motor dan menggunakan sabuk pengaman saat mengemudi.
Jika mengalami gejala yang mengindikasikan kemungkinan stroke, seperti sakit kepala kronis, gangguan bergerak atau kesemutan di satu sisi tubuh, ada baiknya segera mencari bantuan medis.
Periksakan diri
Jika Anda mengalami hilang ingatan tanpa penyebab pasti, cedera kepala, kebingungan atau gangguan orientasi, ada baiknya mencari bantuan medis. Orang dengan amnesia mungkin tidak bisa mengenali lokasi atau tidak berinisiatif mencari pengobatan medis. Karena itu, jika seseorang yang Anda kenal memiliki gejala amnesia, ada baiknya segera membantu mencarikan bantuan medis.
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan jadi kita harus mengetahui sistem saraf agar kita mengetahui di mana sel saraf yang penting dan paling berpengaruh, supaya
diri kita benar
benar hati-hati terhadap saraf tersebut.
Tanda
Dan Gejala Penyakit Gangguan Syaraf
-
Nyeri
– Rasa terbakar di jari-jari kaki, telapak kaki, tungkai, tangan, lengan, dan jari-jari lengan.
– Mati rasa atau baal.
– Kram.
– Kaku otot dan kesemutan.
– Kehilangan kontrol kandung kencing.
– Kulit menjadi hipersensitif.
– Kulit mengkilap.
– Kelemahan anggota gerak.
– Rambut rontok pada area tertentu.
– Atrofi otot (otot yang mengecil).
– Rasa terbakar di jari-jari kaki, telapak kaki, tungkai, tangan, lengan, dan jari-jari lengan.
– Mati rasa atau baal.
– Kram.
– Kaku otot dan kesemutan.
– Kehilangan kontrol kandung kencing.
– Kulit menjadi hipersensitif.
– Kulit mengkilap.
– Kelemahan anggota gerak.
– Rambut rontok pada area tertentu.
– Atrofi otot (otot yang mengecil).
Jika anda
mempunyai salah satu tanda dan gejala penyakit gangguan syaraf di atas,
sebaiknya anda segera melakukan pengobatan sebelum penyakit gangguan syaraf
anda semakin memburuk.
Khasiat Kulit manggis Untuk Penyakit
Gangguan Syaraf :: khasiat kulit manggis selain mengandung
Xanthone yang merupakan zat yang memiliki aktivitas antioksidan dan
antiinflamasi, kulit buah manggis juga sangat kaya akan antioksidan tinggi yang
dapat mengobati berbagai macam penyakit bahkan penyakit maut sekalipun. Selain
itu Antioksidan yang ada di dalam kulit buah manggis juga dapat membantu
mencegah penurunan fungsi otak yang dapat mengakibatkan penyakit seperti
demensia dan Alzheimer, juga mencegah terjadinya faktor kerusakan sistem syaraf
yang dapat mengakibatkan penyakit Parkinson. Kandungan flavonoid di dalam kulit
buah manggis bekerja untuk menghentikan kerusakan ringan pada memori otak.
Khasiat Daun Sirsak Untuk Penyakit
Gangguan Syaraf :: Daun sirsak mengandung senyawa Acetogenins,
Annocatin, Annocatalin, Annohexocin, Annonacin, Annomuricin, Anomourine,
Anonol, Caclourine, Gentisic Asam, Gigantetronin, Linoleid Asam,
Muricapentosin.Senyawa ini berguna untuk menyembuhkan penyakit dan meningkatkan
kekebalan tubuh. Senyawa Sitotoksik dan senyawa Acetogenins dapat bersifat
tosik sebagai zat racun, maupun sebagai zat yang dapat menghambat dan
menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker dan tumor. Selain menyembuhkan kanker,
buah sirsak juga berfungsi sebagai antibakteri, antijamur (fungi), efektif
melawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi,
depresi, stres, dan menormalkan kembali gangguan sistem syaraf yang kurang
baik. Semoga bermanfaat, amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar