Telinga manusia adalah
suatu organ tubuh yang penting dan juga termasuk yang paling indah bentuknya. Telinga merupakan sebuah organ
yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam
keseimbangan dan posisi tubuh. Bayangkan bila kita tidak bisa mendengar, betapa
sunyinya hidup ini.
Dunia tempat kita tinggal adalah dunia yang penuh suara/bunyi. Baik dalam keadaan terbangun atau tidur, telinga manusia tetap menjalankan tugasnya. Telinga melindungi kita dari kecelakaan, senantiasa menjadikan kita waspada dan selalu mengetahui tentang apa yang terjadi di sekeliling kita. Suatu kenikmatan dan kebahagiaan yang besar apabila kita bisa mendengarkan ucapan dari orang-orang kita kasihi. Semuanya dan masih banyak lagi hal lain yang bisa kita nikmati berkat adanya karunia pendengaran yang ajaib ini dari Allah SWT.
Bagian
telinga
1. Telinga luar : Bagian
luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun
telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun
telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus,
dan gendang telinga atau membran timpani. Bagian
daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga
dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada
telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang
telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi
kulit tipis.
Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang
menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga.
Hanya bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut.
Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga
dalam.
Peradangan pada bagian telinga ini disebut
sebagai otitis Eksterna. Hal ini biasanya terjadi karena kebiasaan mengorek
telinga & akan menjadi masalah bagi penderita diabetes mellitus (DM/sakit
gula). Walaupun bagian daun telinga tidak begitu penting, bagian ini sering
digunakan untuk memperbaiki tampilan wajah. Dalam masyarakat Barat, telinga yang
terlalu besar dan terlihat tidak simetris akan memperburuk penampilan. Bedah
pertama untuk mengatasi hal ini dipublikasikan pada 1881.
Telinga
juga menjadi tempat perhiasan selama ribuan tahun, terutama dengan menindik
telinga. Dalam beberapa kebudayaan, perhiasan tersebut ditempatkan untuk
menarik dan memperbesar daun telinga. Kebudayaan ini masih ditemukan di
Indonesia, yakni pada suku Dayak di Kalimantan.
2. Telinga
tengah adalah rongga udara di belakang gendang telinga, yang meliputi, 3
tulang pendengaran (martil atau malleus, landasan atau incus, dan
sanggurdi atau stapes). Ujung dari saluran Eustachius juga
berada di telinga tengah.
Getaran suara yang diterima oleh gendang
telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang
pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi
yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.
Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga
tengah dan saluran pendengaran akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak
seperti pada bagian luar, udara pada telinga tengah tidak berhubungan dengan
udara di luar tubuh. Saluran Eustachius menghubungkan ruangan telinga tengah ke
belakang faring.
Dalam keadaan biasa, hubungan saluran Eustachius dan telinga tengah tertutup
dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap. Hal ini menjelaskan mengapa
penumpang pesawat terbang merasa 'tuli sementara' saat lepas
landas. Rasa tuli disebabkan adanya perbedaan tekanan antara udara
sekitar. Tekanan udara di sekitar telah turun, sedangkan di telinga tengah
merupakan tekanan udara daratan. Perbedaan ini dapat diatasi dengan mekanisme
mengunyah sesuatu atau menguap. Peradangan atau infeksi pada bagian telinga ini
disebut sebagai Otitis Media.
Teknik menghafal 3 macam tulang pendengaran
supaya tidak terbalik,sbb : 3 tulang pendengaran adalah martil, landasan
dan sanggurdi. Tekniknya adalah perhatikan huruf belakang setiap nama tulang
pendengaran, dan samakan dengan huruf depan nama yang berikutnya (Marti(l),
(l)anda(san), (san)ggurdi) yang penting kita tau huruf depan /kata depannya ,,,
(Graciella Eunike Satriyo.Sanjose,Bali 2011)
3. Telinga dalam terdiri dari labirin osea
(labirin tulang), sebuah rangkaian rongga pada tulang pelipis yang
dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe
& labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe.
Di depan labirin terdapat koklea atau rumah
siput. Penampang melintang koklea terdiri dari tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar
dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui jendela
berselaput yang disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan
dengan telinga tengah melalui tingkap
bulat.
Bagian atas skala media dibatasi oleh membran
vestibularis atau membran Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran
basilaris. Di atas membran basilaris terdapat organo corti yang berfungsi
mengubah getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan
sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang
lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf
vestibulokoklearis.
Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam
terdapat Indra Pengatur Keseimbangan atau organ Vestibular. Bagian ini secara
struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus
dan sakulus
serta tiga saluran setengah lingkaran atau Saluran Gelung atau
semisirkular. Kelima bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan Tubuh dan
memiliki sel rambut yang akan dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf
Pendengaran.
Ada beberapa faktor penyebab menurun – bahkan
hilangnya sama sekali – fungsi telinga/pendengaran. Penyebabnya bisa karena
faktor dari dalam tubuh seperti sedang menderita penyakit-penyakit
degeneratif tertentu (hipertensi, diabetes), pemakaian obat-obatan atau karena
faktor dari luar, akibat cara membersihkan telinga yang tidak benar
misalnya.
A.Infeksi telinga
Gangguan pada telinga bisa terjadi akibat adanya
infeksi pada telinga (otitis
media). Infeksi terjadi karena luka pada kulit atau gendang telinga, kulit
gatal mirip eksim atau sampai bernanah . Hal ini biasa terjadi pada anak balita
karena ketidak hati-hatian dalam membersihkan telinga mereka. Berbeda dengan
telinga orang dewasa, liang telinga anak-anak lebih dangkal hingga pengorekan
yang terlalu dalam menimbulkan iritasi bahkan luka pada telinga.
Yang perlu diperhatian, bila Anda membersihkan
telinga dengan coton bud jangan sampai keliang telinga, sebagian besar kotoran
malah akan terdorong masuk lebih dalam yang kemudian menumpuk dan
membatu. Disinilah seseorang akan mendapat masalah karena bagian dalam telinga
terasa gatal, iritasi dan akhirnya infeksi.
Kalau diketahui ada kotoran yang telah mengeras
di dekat gendang telinga, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter ahli THT.
Biasanya dokter akan memberikan obat tetes telinga (karbol glieserin 10%) untuk
memecahkan kotoran tersebut. Infeksi yang barang kali timbul lantaran
iritasi kotoran itu diatasi dengan pemberian obat antibiotik.
B.Pilek dan gangguan telinga
Penyakit pilek pun ada kalanya menganggu telinga
karena lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan hidung (tuba eustachius)
mengalami peradangan atau mampat. Bila Anda merencanakan naik pesawat udara
atau berenang pada saat menderita pilek berat, sebaiknya terlebih dahulu
kedokter untuk mendapatkan obat tetes atau yang dapat menggulangi peradangan
tersebut.
Para penyelam dianjurkan tidak menyelam saat
menderita pilek, sebab tekanan air yang sangat besar sangat membutuhkan
kelonggaran keluar masuknya udara melalui tuba. Kalau tuba eustachius-nya
sedang mengalami peradangan udara akan terhalang dan bisa mengakibatkan
pecahnya gendang telinga. Atau paling tidak, kita mendapat serangan sakit
telinga atau vertigo karena udara terkurung di dalam.
Gangguan lain pada telinga bisa juga akibat
masuknya benda asing kedalam saluran pendengaran. Anak kecil banyak yang suka
memasukkan biji-bijian kedalam telinga. Benda keras ini berbahaya kalau tidak
segera diambil, sebab dapat mendesak gendang telinga atau bergesernya kedudukan
tulang pendengaran.
C.Trauma polusi udara
Manusia normal mampu mendengar suara berfrekuensi
20-20.000 Hz (satuan suara berdasarkan perhitungan jumlah getaran sumber bunyi
perdetik) dengan intesitas atau tingkat kekerasan di bawah 80 desibel (dB).
Bunyi diatas itu kalau terus menerus dan dipaksakan bisa merusak pendengaran,
karena bisa mematikan fungsi sel-sel sistem pendengaran.
Gejala awal adanya gangguan pendengaran karena
polusi udara ini sering kali tidak dirasakan kecuali telinga berdengung,
kemudian dikuti oleh menurunnya pendengaran. Trauma suara ini banyak dialami
oleh pekerja pabrik. Kebisingan pabrik aman selama masih dibawah 80 dB. Namun
kalau naik 3 dB saja, seseorang sebaiknya beristirahat sejenak setalah bekerja
empat jam. Atau bila perlu mengenakan pentup telinga.
Kebisingan suara di jalan yang setiap hari
didengar oleh para sopir bus pun bisa berdampak negatif terhadap pendengaran
sang sopir.
D.Tekanan darah tinggi
Para penderita penyakit darah tinggi, dimana
sel-sel pembuluh darah sekitar telinga ikut tegang dan mengeras, juga harus
selalu memperhatikan kesehatan telinga. Sebab berkurangnya oksigen yang masuk
lebih memudahkan sel-sel pendengaran mati. Bila penderita merasakan telinganya
sering berdengung, segeralah ke dokter sebelum terlambat.
Pada orang lanjut usia, gangguan pendengaran
biasanya disebabkan oleh fungsi organ pendengaran yang menurun (presbiakusis).
Kemunduran pendengaran pada para manula ini lebih banyak dipengaruhi oleh
penyakit degeratif yang didapatnya seperti tekanan darah tinggi, diabates,
gangguan kardiovaskuler, atau obat-obatan tertentu. Yang diminum secara rutin
seperti pil kina untuk penyakit malaria, streptomisin, dll.
Gangguan organ telinga memang bisa
bermacam-macam, disamping yang disebutkan diatas, bisa juga karena faktor
keturunan, gangguan gizi, trauma kepala, bisul, jamur, tumor dan lain-lain.
Namun dengan gizi yang baik, pemakaian kapas pembersih telinga yang tidak
berlebihan, pemeriksaan telinga secara rutin paling tidak setiap ½-1 tahun
sekali oleh ahli THT, niscaya kesehatan telinga tetap terpelihara. Semoga
bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar