Mencari Ridho Dan Hidayah Allah SWT dengan penuh semangat Bismillaahirrahmaanirrahiim

Kamis, 11 Juni 2015

MITOS DAN FAKTA

Mitos Kesehatan Terkenal

MITOS             : Vasektomi adalah prosedur yang berlarut-larut dan menyakitkan yang dapat merusak kehidupan seks Kita.
FAKTA           : Menurut amal Stopes Marie, vasektomi adalah tindakan operasi sederhana dan tidak menyakitkan prosedur yang relatif yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk melakukan.


MITOS            :  Jerawat disebabkan oleh tidak mencuci dengan benar.
FAKTA           :  Jerawat disebabkan oleh pengaruh hormon pada kelenjar sebaceous.  Inilah sebabnya mengapa sangat mempengaruhi remaja dan juga dapat ditingkatkan oleh stres.  Membersihkan wajah Kita terlalu sering benar-benar dapat meningkatkan jerawat sebagai tubuh kompensasi untuk menggantikan minyak tubuh dibersihkan. Fakta ilmiah lain ternuyata makanan selain hormonal makanan sangat berpengaruh dengan timbulnya jerawat, terutama pada penderita alergi dan hipersensitif.


MITOS         : Orang Tertekan perlu ‘menarik diri mereka sendiri bersama-sama’ dan kemudian mereka akan baik-baik.
FAKTA           : Depresi adalah suatu penyakit yang melibatkan ketidakseimbangan kimia otak yang disebut neurotransmiter.  Ini bukan sebuah cacat karakter atau tkita kelemahan pribadi.. Kita tidak dapat membuat diri dengan baik dengan mencoba ‘untuk snap’ keluar dari sana. Konseling dan pengobatan mungkin diperlukan untuk mengobati depresi, dan dokter harus dikonsultasikan.


MITOS              : Kita harus selalu beristirahat selama waktu tertentu.
FAKTA           : Kita harus melakukan apapun yang membuat Kita merasa nyaman, tetapi jangan takut untuk berolahraga.  Ini adalah cara yang baik untuk mengontrol PMS oleh endorfin meningkat, ‘bahagia’ hormon, dan membantu kram dengan meningkatkan pasokan oksigen ke otot.  Berenang adalah baik-baik saja asalkan Kita mengenakan tampon.


MITOS             : Sebuah benjolan di payudara Kita berarti Kita terkena kanker payudara.
FAKTA           : Sekitar 80 persen benjolan payudara yang jinak (non-kanker).  Kadang-kadang bisa ada kista, melepaskan puting dan kalsifikasi (deposito garam kalsium dalam jaringan payudara) akibat cedera atau memar, perubahan hormonal atau infeksi.  Namun, jika Kita menemukan benjolan Kita harus menghubungi kesehatan segera profesional – kanker penangkapan dini secara signifikan meningkatkan kemungkinan pemulihan.


MITOS              :   Kolesterol buruk bagi Kita.
FAKTA           :  Kita semua membutuhkan beberapa kolesterol darah seperti itu digunakan untuk membangun sel-sel dan membuat hormon penting – dan ada kolesterol baik dan kolesterol jahat. Lemak jenuh ditemukan dalam makanan seperti daging, keju, krim, mentega dan kue kering diproses cenderung meningkatkan low density lipoprotein – atau ‘buruk’ kolesterol – dan ini memberikan kolesterol ke arteri.  Namun lemak tak jenuh seperti kacang, biji-bijian dan ikan berminyak cenderung meningkatkan high density lipoprotein – atau ‘baik’ kolesterol – mengangkut kolesterol dari arteri, kembali ke. hati yang ini dapat ditingkatkan dengan latihan.


MITOS            :  Pisang adalah penggemukan.
FAKTA           :  Mereka sebenarnya rendah lemak. There is only half a gram of fat and 95 calories in a banana. Hanya ada setengah gram lemak dan 95 kalori dalam pisang.  Bukan hanya itu tetapi mereka dikemas dengan kalium, datang dalam kemasan mereka sendiri, yang bersih dan sangat berguna sebagai snack!


MITOS             : Tidak masalah Menunda sarapan pagi.
FAKTA           : Sangat penting untuk sarapan pagi.  Ketika kita tidur, kita juga ‘puasa’ untuk rata-rata sekitar delapan jam, sehingga penting untuk sarapan pagi  secepat ini. Walaupun orang-orang yang melewatkan sarapan mengejar pada kebutuhan energi mereka di kemudian hari, mereka tidak mungkin untuk mendapatkan semua vitamin dan mineral yang sarapan sederhana dapat menyediakan. Cobalah bubur dengan madu untuk makanan sehat tapi mengisi.


MITOS            : Tidak perlu khawatir tentang infeksi menular seksual (IMS).  Hanya membutuhkan antibiotik dan Kita baik-baik!
FAKTA           :  Memang benar bahwa sebagian besar infeksi menular seksual (IMS) dapat disembuhkan secara total jika mereka tertangkap pada tahap awal, dan perawatan dapat sederhana seperti antibiotik. Namun, jika tidak ditangani, PMS dapat menimbulkan risiko jangka panjang untuk kesehatan Kita dan kesuburan. Para klamidia infeksi dan gonore dapat keduanya menyebabkan penyakit radang panggul (PID) jika mereka tidak diperlakukan. Pada gilirannya menyebabkan nyeri panggul jangka-panjang, diblokir tabung Fallopii, infertilitas dan kehamilan ektopik pada wanita, dan rasa sakit dan peradangan pada testis dan kelenjar prostat pada pria. Kutil genitalia (kelamin) dan herpes genital adalah dua infeksi virus umum, sehingga antibiotik tidak akan memperlakukan mereka. Mereka dapat diobati dengan obat antivirus, namun kedua kondisi bisa kambuh.


MITOS            : Orang yang kelebihan berat badan karena mereka memiliki metabolisme lambat.
FAKTA           : Sayangnya, metabolisme yang lambat ada alasan untuk kelebihan berat badan. studi terbaru menunjukkan bahwa orang gemuk memiliki metabolisme lebih cepat dan membakar energi lebih dari orang langsing hanya untuk menjaga tubuh mereka pergi.


MITOS            : “Panas Dalam” penyebab gangguan tersering dari gangguan tubuh karena makan gorengan, kepanasan atau minum es
FAKTA           : Dalam Texbook Kedokteran tidak ada satupun yang mengatakan penyakit “panas dalam”. Mungkin yang dimaksud panas dalam oleh masyarakat awam adallah setiap gangguan yang terjadi pada saluran cerna mulai dari mulut, perut dan buang air besar. Gangguan itu bisa saja berkaitan dengan gangguan fungsional saluran cerna yang dipicu oleh infeksi virus, alergi makanan atau hipersensitifitas makanan, gangguan endokrin, gangguan metabolik lainnya. Tetapi tidak hubungannya dengan makan goreng-gorengan, makanan berminyak atau minum es.


MITOS            : Penyebab flu atau Infeksi saluran napas (batuk, pilek) karena makan gorengan, minum es, kecapekan, kena hujab, cuaca, kena angin, naik sepeda motor, kena kipas angin, kena debu atau renovasi rumah
FAKTA           : Infeksi saluran napas, flu atau influenza bukan karena penyebab salah satu tersebut dia atas tetapi ditularkan melalui udara atau droplet infection  oleh batuk atau bersin, menciptakan udara di sekitarnya yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kotoran burung, air liur, ingus, kotoran dan darah. Infeksi juga terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita misal ingus penderita dapat berpindah ke orang lain melalui salaman tangan, memegang gelas yang sama atau berenang.


MITOS            : Ingus dan dahak warna hijau atau kuning harus diberi antibiotika
FAKTA           : Infeksi saluran napas sebagian besar karena virus. Ingus atau dahak hijau adalah juga bagian dari perjalanan penyakit infeksi yang disebabkan karena virus tidak perlu antibiotika. Beberapa puluh tahun lalu di Amerika Serikat telah dilakukan kerjasama CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan AAP (American Academy of Pediatrics) memberikan pengertian yang benar kepada masyarakat dan dokter tentang hal itu.


MITOS            :  Mi instan (indomi, supermi dll) berbahaya bagi kesehatan
FAKTA           : Selama ini bahan pengawet yang dipakai dalam mi instan telah diteliti dinyatakan aman oleh BPOM. Bahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration (FDA)  menggolongkan Methylparaben dalam kategori Generally Recognized as Safe (GRAS). Artinya, bahan kimia ini bisa dan aman untuk digunakan pada sebagian besar produk makanan. Sebaliknya masyarakat Indonesia khawatir dengan mi instan tetapi tidak pernah takut dengan mi telor, mi keliling atau mi industri rumahan lainnya yang sebagian besar malah tidak diketahui secara pasti bahan dan jumlah bahan pengawet yang dipakai. Sampai sekarang belum ada penelitian sedikitpun yang membuktikan bahwa mis instan sebagai penyebab kanker, karena gangguan pencrnaan atau bwrbagai gangguan lain yang selama ini dikawatirkan,


MITOS            : Demam berdarah seringkali disertai Tifus. Widal dan pemeriksaan IgM anti tifus positif pasti kena tifus.
FAKTA           : Ternyata pemeriksaan widal dan IgM tifus spesifitasnya rendah. Seringkali nilainya meningkat pada infeksi DBD atau infeksi virus lain meski penderita tidak mengalami penyakit tifus. Hal inilah yang menyebabkan overtreatment dan overdiagnosis penyakit tifus tinggi.


MITOS            : Sariawan karena kurang vitamin C
FAKTA.           : Sariawan dalam dunia medis disebut dengan aphtous stomatitis. Penyebab dari penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun ada banyak faktor yang diyakini berkaitan dalam memicu terjadinya sariawan. Di antaranya adalah alergi makanan, menurunnya sistem imun (kekebalan tubuh), stress, trauma pada jaringan lunak dalam rongga mulut (seperti tergigit yang berulang-ulang), kurang nutrisi, atau disebabkan karena obat-obatan tertentu. Bila sariawan terjadi berulang-ulang dan hilang timbul, maka disebut recurrent aphtous stomatitis

    
 MITOS           : Berbagai keluhan dalam tubuh sering masyarakat Indonesia mengistilahkan sebagai “Masuk Angin”
 FAKTA          : Dalam bidang kedokteran tidak ada satu penyakitpun yang disebut “masuk angin”. Mungkin gangguan yang dimaksud dengan “masuk angin” itu adalah berbagai gangguan yang timbul dengan gejala sakit kepala, mual, muntah dan nyeri perut. Berbagai gangguan tersebut tidak ada hubungannya dengan terkena angin tetapi disebabkan karena penyakit infeksi virus, alergi makanan atau gangguan lainnya. Kalaupun angin berpengaruh biasanya disebabkan karena gangguan udara dingin biasanya hanya memperberat gangguan yang sudah ada bukan sebagai penyebab utama. Misalnya bila swmua orang kena flu kalau terkena angin atau udara dingin keluahnnya akan semakin berat


MITOS            :  MSG penyebab kanker, sakit kepala, dan gangguan kesehatan lainnya
FAKTA           : Selama sudah 100 tahun penggunaan MSG oleh manusia tidak satu bukti penelitianpun yang menunjukkan bahwa MSG berbahaya untuk kesehatan. Sampai sekarangpun hampir seluruh badan pengawasan makanan dunia masih menggolongkan MSG sebagai bahan yang “Generally Regarded as Safe” (GRAS) dan tidak menentukan berapa batas asupan hariannya. MSG tersusun Glutamat, Natrium dan air. Di dalam tubuh, glutamat dari MSG dan dari bahan lainnya dapat dimetabolime dengan baik oleh tubuh dan digunakan sebagai sumber energi usus halus.Bahan ini dibuat melalui proses fermentasi tetes tebu oleh bakteri Brevi-bacterium lactofermentum yang menghasilkan asam glutamat.


MITOS            :  MSG jadi penyebab Chinesse Food Syndrome dan sakit kepala
FAKTA           : Istilah ini berasal dari kejadian ketika seorang dokter di Amerika makan di restoran China, kemudian mengalami mual, pusing, dan muntah-muntah. Sindrom ini terjadi disinyalir lantaran makanan China mengandung banyak MSG. Laporan ini kemudian dimuat pada New England Journal of Medicine pada 1968. Berbagai penelitian ilmiah selanjutnya tidak menemukan adanya kaitan antara MSG dengan sindrom restoran China ini. Faktanya, mungkin ada sekelompok kecil orang yang bereaksi negatif terhadap MSG sehingga mengalami hal-hal tersebut. Gejala Chinese Restaurant Syndrome amat mirip dengan gejala serangan jantung. Gejala Chineese Restaurant Syndrome ternyata juga mirip gejala reaksi simpanmg makanan atau gejala alergi. Ternyata alergi makanan dan hipersensitifitas makanan dapat menyebabkan gangguan semua organ tubuh termasuk gangguan pembuluh darah, otak, dan gangguan otot dan tulang




Mitos Terbesar Dalam Dunia Psikologi

Mitos                      :  Penderita Schizophrenia memiliki Kepribadian Ganda
FAKTA           : Dalam sebuah survey, 77% mahasiswa psikologi percaya kalau penderita schizophrenia adalah pemilik kepribadian ganda. Fim Me, Myself, and Irene yang diperankan Jim Carrey juga mengeksploitasi mitos ini. Ia didiagnosa menderita schizophrenia, padahal pada kenyataannya ia menderita kepribadian ganda. Pada kenyataannya, dua penyakit ini sangat berbeda. Penderita MPD memiliki dua atau lebih kepribadian dalam dirinya dalam satu waktu. Dan banyak ahli psikologi yang ragu kalau penyakit seperti ini benar-benar ada. Schizophrenia sebaliknya, memiliki fungsi psikologi yang terpisah-pisah, khususnya emosi dan berpikir. Bagi orang normal, apa yang kita rasakan dan pikirkan sekarang akan berhubungan erat dengan apa yang kita rasakan dan pikirkan beberapa saat lagi. Tapi bagi penderita Schizophrenia, pikiran dan emosi tersebut dapat berubah begitu cepat dan ekstrim. Kepribadiannya tetap sama, hanya saja emosi dan pikirannya yang tidak terprediksi. Akibatnya orang skizophrenia justru memiliki resiko rendah melakukan bunuh diri, mengalami depresi, ketakutan, penyalahgunaan narkoba, pengangguran dan tuna wisma. Wajar saja, bila sekarang ia merasa begitu sedih beberapa saat lagi ia menjadi sangat senang. Bagi orang normal, sekarang ia merasa begitu sedih, beberapa saat lagi mungkin ia akan bunuh diri atau depresi. Seperti kata Irving Gottesman, “penyalahgunaan istilah schizophrenia dalam merujuk kebijakan luar negeri Amerika Serikat, pasar saham atau ketidak sesuaian sesuatu dengan harapan seseorang tidaklah sama dengan masalah kesehatan umum dan penderitaan dengan penyakit paling sulit dipahami dari pikiran manusia ini.”

Mitos                  : Bulan Purnama Menyebabkan Kegilaan dan Kejahatan
FAKTA            : Mitos ini sudah sangat purba. Ia berasal dari masa saat manusia belum memiliki lampu listrik. Akibatnya orang senang saat malam hari terang oleh purnama. Mereka lebih aktif daripada malam biasa yang gelap. Sekarang hal tersebut sudah tidak teramati lagi, karena setiap rumah memiliki listrik dan tidak terlalu banyak orang terlalu memperhatikan bulan. Legenda dari Yunani Kuno dan Abad Pertengahan mengatakan adanya manusia serigala, vampire, dan monster menyeramkan saat bulan purnama. Tapi beberapa pihak mengklaim kalau kebiasaan ini tertanam secara tidak sadar pada diri manusia. Tahun 1985, dua psikolog memeriksa semua bukti penelitian yang ada mengenai pengaruh bulan, dan tidak satupun ada bukti kalau bulan berpengaruh pada kejahatan, kecenderungan bunuh diri, masalah kejiwaan, jumlah orang yang masuk rumah sakit jiwa atau telpon darurat. Penelitian lebih modern juga membantah adanya hubungan antara bulan purnama dengan bunuh diri, orang yang masuk rumah sakit jiwa, orang yang masuk UGD, dan gigitan anjing.
Mitos                 : Banyak Kriminal Berhasil Membela Diri dengan Mengaku Gila
FAKTA           : Setelah memberi pidato tanggal 30 maret, 1981, Presiden Ronald Reagan muncul dari hotel Washington Hilton. Beberapa detik kemudian, enam tembakan terdengar. Satu mengenai agen rahasia, satu polisi, satu sekretaris James Brady dan satu mengenai presiden sendiri. Sang penembak adalah pria berusia 26 tahun bernama John Hinckley, yang jatuh cinta dengan artis Jodie Foster dan yakin kalau dengan membunuh Presiden, Foster akan tergugah dan jatuh cinta padanya. Tahun 1982, saksi ahli psikologi berdebat mengenai apakah Hinckley bersalah atau tidak karena alasan gila. Akhirnya juri memutuskan kalau Hinckley gila. Keputusan juri memicu protes publik. Pooling ABC menunjukkan 76% rakyat tidak setuju dengan keputusan tersebut. Dan dari sini mulailah mitos kalau dengan alasan gila, banyak penjahat yang berhasil lolos dari penjara. Mitos ini semakin diperkuat oleh film-film action yang menunjukkan antagonis pura-pura gila untuk menghindari hukuman. Namun keyakinan ini sama sekali salah. Data menunjukkan kalau pengajuan alasan gila di pengadilan berada di bawah 1%. Dan dari semua pengajuan ini, hanya 25% saja yang diputuskan memang gila. Lebih parah lagi, orang yang dinyatakan gila di pengadilan akan dikirim ke rumah sakit jiwa dan disana mereka menghabiskan waktu rata-rata 3 tahun sebelum diputuskan apakah ia harus ditahan lebih lama atau dilepaskan. Akibatnya bagi orang normal yang berhasil mengaku gila, tinggal di rumah sakit jiwa bisa jadi hal yang lebih menyiksa dari di penjara. Di penjara ia punya waktu yang jelas untuk bebas dan tidak perlu berpura-pura, di rumah sakit jiwa tidak.

Mitos               : Kita Hanya Menggunakan 10% Otak Kita
FAKTA           : Otak bekerja secara totalitas sehingga tidak ada bagian otak yang tidak bekerja bagi orang yang normal. Mitos ini berasal dari psikolog William James satu abad yang lalu. Saat itu ia menulis kalau ia meragukan kalau rata-rata manusia mencapai sekitar 10% potensi intelektualnya. Dalam sebuah studi, saat ditanya “Sekitar berapa persen kekuatan otak potensial manusia yang menurut kamu dipakai sebagian besar orang?, ” sepertiga mahasiswa psikologi menjawab 10%. Dalam waktu lama, para motivator “berpikir positif” memperbesar mitos ini menjadi seolah sebuah fakta. Sebagai contoh, dalam buku How to be Twice as Smart, Scott Witt menulis “Jika kamu seperti orang kebanyakan, berarti kamu hanya memakai sepuluh persen kekuatan otakmu.” Selain itu terdapat juga daerah korteks diam yang menurut para ahli masa lalu tidak memiliki fungsi namun sekarang telah terbukti berperan penting untuk bahasa dan berpikir abstrak dan diganti namanya menjadi korteks asosiasi. Masyarakat awam juga mengambil pernyataan ilmuan kalau mereka belum mengetahui dengan pasti fungsi dari 90% bagian otak, lalu dijadikan seolah fakta bahwa 90% ini berarti tidak berfungsi. Akhirnya ada juga yang mengklaim kalau Albert Einstein yang bilang bahwa kecerdasannya hanya berasal dari 10% bagian otaknya. Walau begitu, tidak ada bukti kalau Einstein pernah mengatakan demikian.

Mitos               : Lebih Baik Marah daripada Ditahan
FAKTA           : Dalam sebuah survey, 66% mahasiswa percaya kalau lebih baik membiarkan marah itu lepas (katharsis) ketimbang menahannya, karena dapat mengganggu kesehatan. Film Anger Management tahun 2003 juga menyebarkan keyakinan ini dengan menyarankan seorang tokoh memukul bantal atau tas sebagai penyaluran kemarahan. Bahkan ada juga psikolog yang menyuruh kliennya berteriak atau melemparkan bola ke dinding saat mereka marah. Sayangnya, keyakinan ini sama sekali tidak didukung bukti ilmiah apapun kalau hal tersebut memang dapat meredakan agresi. Malahan hal tersebut justru akan meningkatkan agresi. Lebih jauh lagi, bermain sepakbola juga dapat meningkatkan agresivitas baik pemain maupun suporter.

Mitos                  : Penyebab utama masalah kejiwaan adalah Kepercayaan Diri yang Rendah
FAKTA           : Mitos ini juga dimunculkan oleh para motivator berpikir positif. Sebuah buku, Self-Esteem Games, memuat 300 aktivitas untuk membantu anak merasa nyaman dengan dirinya sendiri, seperti mengulang-ulang afirmasi positif yang menekankan keunikan mereka. Walau demikian, penelitian menunjukkan kalau kepercayaan diri tidak berhubungan kuat dengan kesehatan mental yang lemah. Dalam penelitian komprehensif  oleh Roy Baumeister et al yang meninjau lebih dari 15 ribu studi mengenai kepercayaan diri ke segala jenis variabel psikologi. Mereka menemukan kalau kepercayaan diri kecil sekali hubungannya dengan kesuksesan hubungan antar manusia, dan tidak berhubungan dengan pasti pada penyalahgunaan obat-obatan. Lebih jauh, mereka menemukan kalau kepercayaan diri berhubungan positif dengan prestasi di sekolah, tapi hubungan interaktif ini lebih condong pada prestasi di sekolah. Artinya, pengaruh prestasi sekolah dalam meningkatkan kepercayaan diri lebih kuat daripada pengaruh kepercayaan diri terhadap prestasi di sekolah. Fakta yang paling mengesankan adalah kepercayaan diri yang rendah tidak perlu dan tidak cukup untuk menyebabkan depresi.

Mitos                : Ingatan Manusia bekerja Seperti Kamera Video
FAKTA           : Sudah jelas hal ini adalah mitos. Terlalu sering anda atau orang lain disekitar anda lupa akan sesuatu. Tapi 36% orang percaya kalau otak dapat merekam pengalaman secara sempurna layaknya kamera video. Hal ini disebabkan terutama kalau seseorang lupa, ia mungkin tidak sadar kalau ia lupa. Pikirannya menjadi kreatif dan menambal ingatan yang hilang tersebut dengan ingatan lain yang entah dari peristiwa apa yang masih ia ingat. Ini menunjukkan kalau sifat ingatan bukanlah reproduktif (menyalin apa yang kita alami) tapi bersifat rekonstruktif (menambal ingatan). Para ilmuan bahkan mampu membuat subjek penelitiannya percaya sepenuh hatinya kalau sebuah kejadian fiktif yang dibuat ilmuan, benar-benar terjadi.

Mitos                 : Hipnotis adalah Kondisi Khusus yang berbeda dari kondisi sadar
FAKTA           : Keyakinan ini muncul dari film dan dunia hiburan. Tapi penelitian menunjukkan orang yang dihipnotis dapat menolak dan bahkan menentang sugesti penghipnotis terutama dalam melakukan hal-hal yang berlawanan dengan prinsipnya seperti menyakiti orang yang mereka tidak sukai. Orang yang terhipnotis sepenuhnya dalam kondisi sadar. Pindai otak juga tidak menunjukkan adanya pola khusus di otak orang yang dihipnotis. Para ilmuan mampu membuat orang melakukan apa yang dilakukan oleh orang yang dihipnotis tanpa melakukan hipnotis. Dengan kata lain, hipnotis semata merupakan sebuah prosedur diantara banyak prosedur untuk meningkatkan respon seseorang pada sugesti.

Mitos               : Alat Pendeteksi Kebohongan (Poligraf) adalah Alat yang Akurat
FAKTA           : Poligraf ditemukan tahun 1920an oleh psikologi William Moulton Marston. Alat ini pada dasarnya alat pengukur tekanan darah sistolik, karena ia percaya kalau saat orang berbohong, tekanan darah sistoliknya meningkat. Mesin ini kemudian disempurnakan dengan menambahkan pengukuran konduktansi kulit dan pernapasan. Selain hal ini belum tentu berhubungan, grafik poligraf yang dihasilkan sulit untuk dianalisa hingga sekarang. Ambil contoh, orang yang jujur tapi berkeringat banyak, dapat disalah sangka sedang berbohong. Belum lagi tidak adanya bukti kalau efek Pinokio (reaksi emosi atau fisiologi yang hanya terjadi saat seseorang berbohong) itu ada. Satu-satunya yang bisa ditunjukkan poligraf saat seseorang memakainya adalah bukti bahwa orang tersebut tegang atau tidak. Dengan kata lain, poligraf bukanlah alat pendeteksi kebohongan tapi alat pendeteksi ketegangan. Bagi para penjahat berdarah dingin dan psikopat, mereka dapat lolos dengan mudah lewat alat deteksi kebohongan ini. Dan sudah banyak orang yang tidak bersalah dihukum gara-gara mesin poligraf.

Mitos               : Dua Hal yang Berlawanan Saling Tarik Menarik
FAKTA           : Maksud dari mitos ini adalah, dua orang yang memiliki hal yang bertentangan, dapat tertarik satu sama lain. Hal yang bertentangan ini bisa saja kepribadian, keyakinan dan penampilan. Film banyak mengeksploitasi ini. Cinta antara Putri dan Si Buruk Rupa, Cinta antara Ateis dan Pendeta, Percintaan antara jenderal jahat dan peri baik hati. Hal ini diperkuat lagi oleh pendapat Harville Hendrix, Ph.D. kalau hanya mereka yang berlawanan yang dapat saling tertarik. Sebaliknya, penelitian membuktikan Hendrix sepenuhnya salah. Lusinan bukti menunjukkan orang yang sama sifatnya lah yang lebih mungkin berpasangan. Kutu buku dengan kutu buku, anak punk dengan anak emo, anggota grop facebook dengan anggota grup yang sama, dsb. Jauh lebih banyak orang yang tertarik dengan sesama sifat daripada yang berlawanan sifat. Survey juga menunjukkan kalau kesamaan sifat ini penting bagi keharmonisan keluarga. Gampangnya seperti ini, semakin sesuai pendapat seorang tokoh politik dengan pendapat kita, semakin besar kemungkinan kalau kita menyukai tokoh tersebut.

Mitos                      :  Penderita Schizophrenia memiliki Kepribadian Ganda
FAKTA           : Dalam sebuah survey, 77% mahasiswa psikologi percaya kalau penderita schizophrenia adalah pemilik kepribadian ganda. Fim Me, Myself, and Irene yang diperankan Jim Carrey juga mengeksploitasi mitos ini. Ia didiagnosa menderita schizophrenia, padahal pada kenyataannya ia menderita kepribadian ganda. Pada kenyataannya, dua penyakit ini sangat berbeda. Penderita MPD memiliki dua atau lebih kepribadian dalam dirinya dalam satu waktu. Dan banyak ahli psikologi yang ragu kalau penyakit seperti ini benar-benar ada. Schizophrenia sebaliknya, memiliki fungsi psikologi yang terpisah-pisah, khususnya emosi dan berpikir. Bagi orang normal, apa yang kita rasakan dan pikirkan sekarang akan berhubungan erat dengan apa yang kita rasakan dan pikirkan beberapa saat lagi. Tapi bagi penderita Schizophrenia, pikiran dan emosi tersebut dapat berubah begitu cepat dan ekstrim. Kepribadiannya tetap sama, hanya saja emosi dan pikirannya yang tidak terprediksi. Akibatnya orang skizophrenia justru memiliki resiko rendah melakukan bunuh diri, mengalami depresi, ketakutan, penyalahgunaan narkoba, pengangguran dan tuna wisma. Wajar saja, bila sekarang ia merasa begitu sedih beberapa saat lagi ia menjadi sangat senang. Bagi orang normal, sekarang ia merasa begitu sedih, beberapa saat lagi mungkin ia akan bunuh diri atau depresi. Seperti kata Irving Gottesman, “penyalahgunaan istilah schizophrenia dalam merujuk kebijakan luar negeri Amerika Serikat, pasar saham atau ketidak sesuaian sesuatu dengan harapan seseorang tidaklah sama dengan masalah kesehatan umum dan penderitaan dengan penyakit paling sulit dipahami dari pikiran manusia ini.”

Mitos                 : Bulan Purnama Menyebabkan Kegilaan dan Kejahatan
FAKTA           : Mitos ini sudah sangat purba. Ia berasal dari masa saat manusia belum memiliki lampu listrik. Akibatnya orang senang saat malam hari terang oleh purnama. Mereka lebih aktif daripada malam biasa yang gelap. Sekarang hal tersebut sudah tidak teramati lagi, karena setiap rumah memiliki listrik dan tidak terlalu banyak orang terlalu memperhatikan bulan. Legenda dari Yunani Kuno dan Abad Pertengahan mengatakan adanya manusia serigala, vampire, dan monster menyeramkan saat bulan purnama. Tapi beberapa pihak mengklaim kalau kebiasaan ini tertanam secara tidak sadar pada diri manusia. Tahun 1985, dua psikolog memeriksa semua bukti penelitian yang ada mengenai pengaruh bulan, dan tidak satupun ada bukti kalau bulan berpengaruh pada kejahatan, kecenderungan bunuh diri, masalah kejiwaan, jumlah orang yang masuk rumah sakit jiwa atau telpon darurat. Penelitian lebih modern juga membantah adanya hubungan antara bulan purnama dengan bunuh diri, orang yang masuk rumah sakit jiwa, orang yang masuk UGD, dan gigitan anjing.

Mitos                 : Banyak Kriminal Berhasil Membela Diri dengan Mengaku Gila
FAKTA           : Setelah memberi pidato tanggal 30 maret, 1981, Presiden Ronald Reagan muncul dari hotel Washington Hilton. Beberapa detik kemudian, enam tembakan terdengar. Satu mengenai agen rahasia, satu polisi, satu sekretaris James Brady dan satu mengenai presiden sendiri. Sang penembak adalah pria berusia 26 tahun bernama John Hinckley, yang jatuh cinta dengan artis Jodie Foster dan yakin kalau dengan membunuh Presiden, Foster akan tergugah dan jatuh cinta padanya. Tahun 1982, saksi ahli psikologi berdebat mengenai apakah Hinckley bersalah atau tidak karena alasan gila. Akhirnya juri memutuskan kalau Hinckley gila. Keputusan juri memicu protes publik. Pooling ABC menunjukkan 76% rakyat tidak setuju dengan keputusan tersebut. Dan dari sini mulailah mitos kalau dengan alasan gila, banyak penjahat yang berhasil lolos dari penjara. Mitos ini semakin diperkuat oleh film-film action yang menunjukkan antagonis pura-pura gila untuk menghindari hukuman. Namun keyakinan ini sama sekali salah. Data menunjukkan kalau pengajuan alasan gila di pengadilan berada di bawah 1%. Dan dari semua pengajuan ini, hanya 25% saja yang diputuskan memang gila. Lebih parah lagi, orang yang dinyatakan gila di pengadilan akan dikirim ke rumah sakit jiwa dan disana mereka menghabiskan waktu rata-rata 3 tahun sebelum diputuskan apakah ia harus ditahan lebih lama atau dilepaskan. Akibatnya bagi orang normal yang berhasil mengaku gila, tinggal di rumah sakit jiwa bisa jadi hal yang lebih menyiksa dari di penjara. Di penjara ia punya waktu yang jelas untuk bebas dan tidak perlu berpura-pura, di rumah sakit jiwa tidak.

Mitos                : Kita Hanya Menggunakan 10% Otak Kita
FAKTA           : Otak bekerja secara totalitas sehingga tidak ada bagian otak yang tidak bekerja bagi orang yang normal. Mitos ini berasal dari psikolog William James satu abad yang lalu. Saat itu ia menulis kalau ia meragukan kalau rata-rata manusia mencapai sekitar 10% potensi intelektualnya. Dalam sebuah studi, saat ditanya “Sekitar berapa persen kekuatan otak potensial manusia yang menurut kamu dipakai sebagian besar orang?, ” sepertiga mahasiswa psikologi menjawab 10%. Dalam waktu lama, para motivator “berpikir positif” memperbesar mitos ini menjadi seolah sebuah fakta. Sebagai contoh, dalam buku How to be Twice as Smart, Scott Witt menulis “Jika kamu seperti orang kebanyakan, berarti kamu hanya memakai sepuluh persen kekuatan otakmu.” Selain itu terdapat juga daerah korteks diam yang menurut para ahli masa lalu tidak memiliki fungsi namun sekarang telah terbukti berperan penting untuk bahasa dan berpikir abstrak dan diganti namanya menjadi korteks asosiasi. Masyarakat awam juga mengambil pernyataan ilmuan kalau mereka belum mengetahui dengan pasti fungsi dari 90% bagian otak, lalu dijadikan seolah fakta bahwa 90% ini berarti tidak berfungsi. Akhirnya ada juga yang mengklaim kalau Albert Einstein yang bilang bahwa kecerdasannya hanya berasal dari 10% bagian otaknya. Walau begitu, tidak ada bukti kalau Einstein pernah mengatakan demikian.

Mitos               : Lebih Baik Marah daripada Ditahan
FAKTA           : Dalam sebuah survey, 66% mahasiswa percaya kalau lebih baik membiarkan marah itu lepas (katharsis) ketimbang menahannya, karena dapat mengganggu kesehatan. Film Anger Management tahun 2003 juga menyebarkan keyakinan ini dengan menyarankan seorang tokoh memukul bantal atau tas sebagai penyaluran kemarahan. Bahkan ada juga psikolog yang menyuruh kliennya berteriak atau melemparkan bola ke dinding saat mereka marah. Sayangnya, keyakinan ini sama sekali tidak didukung bukti ilmiah apapun kalau hal tersebut memang dapat meredakan agresi. Malahan hal tersebut justru akan meningkatkan agresi. Lebih jauh lagi, bermain sepakbola juga dapat meningkatkan agresivitas baik pemain maupun suporter.


Mitos               : Penyebab utama masalah kejiwaan adalah Kepercayaan Diri yang Rendah
FAKTA           : Mitos ini juga dimunculkan oleh para motivator berpikir positif. Sebuah buku, Self-Esteem Games, memuat 300 aktivitas untuk membantu anak merasa nyaman dengan dirinya sendiri, seperti mengulang-ulang afirmasi positif yang menekankan keunikan mereka. Walau demikian, penelitian menunjukkan kalau kepercayaan diri tidak berhubungan kuat dengan kesehatan mental yang lemah. Dalam penelitian komprehensif  oleh Roy Baumeister et al yang meninjau lebih dari 15 ribu studi mengenai kepercayaan diri ke segala jenis variabel psikologi. Mereka menemukan kalau kepercayaan diri kecil sekali hubungannya dengan kesuksesan hubungan antar manusia, dan tidak berhubungan dengan pasti pada penyalahgunaan obat-obatan. Lebih jauh, mereka menemukan kalau kepercayaan diri berhubungan positif dengan prestasi di sekolah, tapi hubungan interaktif ini lebih condong pada prestasi di sekolah. Artinya, pengaruh prestasi sekolah dalam meningkatkan kepercayaan diri lebih kuat daripada pengaruh kepercayaan diri terhadap prestasi di sekolah. Fakta yang paling mengesankan adalah kepercayaan diri yang rendah tidak perlu dan tidak cukup untuk menyebabkan depresi.

Mitos                : Ingatan Manusia bekerja Seperti Kamera Video
FAKTA           : Sudah jelas hal ini adalah mitos. Terlalu sering anda atau orang lain disekitar anda lupa akan sesuatu. Tapi 36% orang percaya kalau otak dapat merekam pengalaman secara sempurna layaknya kamera video. Hal ini disebabkan terutama kalau seseorang lupa, ia mungkin tidak sadar kalau ia lupa. Pikirannya menjadi kreatif dan menambal ingatan yang hilang tersebut dengan ingatan lain yang entah dari peristiwa apa yang masih ia ingat. Ini menunjukkan kalau sifat ingatan bukanlah reproduktif (menyalin apa yang kita alami) tapi bersifat rekonstruktif (menambal ingatan). Para ilmuan bahkan mampu membuat subjek penelitiannya percaya sepenuh hatinya kalau sebuah kejadian fiktif yang dibuat ilmuan, benar-benar terjadi.

Mitos                 : Hipnotis adalah Kondisi Khusus yang berbeda dari kondisi sadar
FAKTA           : Keyakinan ini muncul dari film dan dunia hiburan. Tapi penelitian menunjukkan orang yang dihipnotis dapat menolak dan bahkan menentang sugesti penghipnotis terutama dalam melakukan hal-hal yang berlawanan dengan prinsipnya seperti menyakiti orang yang mereka tidak sukai. Orang yang terhipnotis sepenuhnya dalam kondisi sadar. Pindai otak juga tidak menunjukkan adanya pola khusus di otak orang yang dihipnotis. Para ilmuan mampu membuat orang melakukan apa yang dilakukan oleh orang yang dihipnotis tanpa melakukan hipnotis. Dengan kata lain, hipnotis semata merupakan sebuah prosedur diantara banyak prosedur untuk meningkatkan respon seseorang pada sugesti.


Mitos               : Alat Pendeteksi Kebohongan (Poligraf) adalah Alat yang Akurat
FAKTA           : Poligraf ditemukan tahun 1920an oleh psikologi William Moulton Marston. Alat ini pada dasarnya alat pengukur tekanan darah sistolik, karena ia percaya kalau saat orang berbohong, tekanan darah sistoliknya meningkat. Mesin ini kemudian disempurnakan dengan menambahkan pengukuran konduktansi kulit dan pernapasan. Selain hal ini belum tentu berhubungan, grafik poligraf yang dihasilkan sulit untuk dianalisa hingga sekarang. Ambil contoh, orang yang jujur tapi berkeringat banyak, dapat disalah sangka sedang berbohong. Belum lagi tidak adanya bukti kalau efek Pinokio (reaksi emosi atau fisiologi yang hanya terjadi saat seseorang berbohong) itu ada. Satu-satunya yang bisa ditunjukkan poligraf saat seseorang memakainya adalah bukti bahwa orang tersebut tegang atau tidak. Dengan kata lain, poligraf bukanlah alat pendeteksi kebohongan tapi alat pendeteksi ketegangan. Bagi para penjahat berdarah dingin dan psikopat, mereka dapat lolos dengan mudah lewat alat deteksi kebohongan ini. Dan sudah banyak orang yang tidak bersalah dihukum gara-gara mesin poligraf.

Mitos                : Dua Hal yang Berlawanan Saling Tarik Menarik
FAKTA           : Maksud dari mitos ini adalah, dua orang yang memiliki hal yang bertentangan, dapat tertarik satu sama lain. Hal yang bertentangan ini bisa saja kepribadian, keyakinan dan penampilan. Film banyak mengeksploitasi ini. Cinta antara Putri dan Si Buruk Rupa, Cinta antara Ateis dan Pendeta, Percintaan antara jenderal jahat dan peri baik hati. Hal ini diperkuat lagi oleh pendapat Harville Hendrix, Ph.D. kalau hanya mereka yang berlawanan yang dapat saling tertarik. Sebaliknya, penelitian membuktikan Hendrix sepenuhnya salah. Lusinan bukti menunjukkan orang yang sama sifatnya lah yang lebih mungkin berpasangan. Kutu buku dengan kutu buku, anak punk dengan anak emo, anggota grop facebook dengan anggota grup yang sama, dsb. Jauh lebih banyak orang yang tertarik dengan sesama sifat daripada yang berlawanan sifat. Survey juga menunjukkan kalau kesamaan sifat ini penting bagi keharmonisan keluarga. Gampangnya seperti ini, semakin sesuai pendapat seorang tokoh politik dengan pendapat kita, semakin besar kemungkinan kalau kita menyukai tokoh tersebut.


Sumber :
1. Faktailmiah.com
2. Scott O. Lilienfeld, Steven Jay Lynn, John Ruscio, dan Barry L. Beyerstein.50 Great Myths of Popular Psychology: Shattering Widespread Misconceptions About Human Nature. Wiley-Blackwell, 2009.